Tiga hari ini sungguh sangat menguras emosi, tombol inner child yang berulang tanpa sengaja tertekan, puncaknya membuat anak kecil dalam diriku tantrum tanpa mampu dikontrol oleh diriku yang dewasa. Perasaan-perasaan yang dulu belum selesai kembali hadir, tidak lagi samar tapi nampak jelas, saya melihatnya cemburu, saya melihatnya sedang diremehkan, saya melihatnya menangis terisak dalam kamar gelap sendirian. Saya melihat banyak luka dibagian wajah dan bagian tubuh lainnya. Dia masih merasa kerdil dan kesepian menahan sakit.
Tak akan pernah ada yang melihat anak kecil itu hadir meskipun telah berada dalam relationship yang kuat, hanya diriku yang melihatnya, dia butuh untuk dipeluk, butuh merasa dia pantas untuk dicintai, Anak kecil itu mengikuti “aku yang dewasa” kemanapun, merangkul kakiku dan merengek untuk tidak meninggalkannya. Aku hanya bisa melihatnya, Anak kecil dalam diriku, Yang sedang cemburu.
