Hey Kopi...
Aku ingat bagaimana dia memanggilku ketika wajahku mulai sendu karena rindu, sambil membawa segelas kopi yang sedikit merayu. lagi-lagi aku terbujuk. kita duduk lagi sebangku dan menertawakan malam rabu. "kamu mau?" menyodorkan beberapa lembar roti tawar padaku. aku tersenyum mengambilnya dan diam. seperti biasa saat kita sedang bersama, masing-masing dari kami tahu roti bagian mana, untuknya dan untukku. aku mulai menyisihkan pingggiran roti dan dia menunggu rindu dariku. "Aneh, kamu selalu memilih pinggiran roti" sambil terus menatapku heran. "kamu tahu? pinggiran roti ini tidak akan membuatmu lebih berisi" dia melanjutkan kata-katanya seakan aku peduli. "ini untukmu?" aku memberinya bagian tengah roti. "aku ingin kamu gemuk" kataku sekenanya sambil memakan pinggiran roti bersama kopi. Dia pun tersenyum dipikirnya aku sedang melucu, Malam rabu yang tinggal tujuh menit dengan rindu yang menuju.
Great!
BalasHapusSenang akhirnya bertemu blog ini.
keep on blogging Pinta
menulis lagi...
BalasHapuskali ini tentang senyum yang tak henti kubentuk di wajah.
masih ingat dengan jelas saat dia datang dengan tatapan malu.
Tas cangklong, kelom berpita, dan sedikit malu-malu memesan segelas kopi.
Aku terbelalak, takjub, tak percaya dan setengah bersyukur: karna menemukan
mahluk sejenis yang juga penggila kopi.
Mahluk yang pernah mengaku tak bisa apa-apa ini membuatku tersenyum malam ini.
karna dia membuat seseorang yang kusayang juga tersenyum.
thanks...
oh pinggiran roti yg tidak bikin berisi,...
BalasHapustak bisa bikin gemuk :)
Hapus